Senin, 31 Mei 2010

Tekhnologi Mobil Berbahan Bakar singkong


Singkong merupakan makanan yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia, sudah tidak asing dengan segala jenis makanan yang di ciptakan dari ubi kayu itu. Mulai dari singkong goreng, singkong keju, combro, geplak, tape, tiwul dan banyak lagi macam nya.

Tapi tahukan kalian bahwa singkong bisa menjadi bahan bakar pengganti bensin yang semakin hari semakin berkurang dan semakin mahal ??

Ya, Teknologi singkong yang berhasil menjadi bahan bakar pengganti bensin itu di ciptakan 3 orang anak bangsa. Adibrata S, Bambang Priyatna dan Endy Priyatna.

Di bawah dukungan PT Energy Karya Mandiri, Adibrata yang selaku juga sebagai direktur utama nya menuturkan bahwa bahan bakar olahan tanaman singkong itu berupa biotanol yang kemudian di sebut biopremium. Untuk bahan bakar kami sudah melakukan uji coba ke 1200 kendaraan selama beberapa bulan terakhir dan hasilnya tidak ada kerusakan pada mesin dan mesinnya tetep prima.

Kelebihan dari etanol berbahan bakar singkong ini, yaitu kandungan etil etanolnya bisa mencapai 96 persen sampai 99 persen.

Perlu diketahui, rata-rata etil pada bahan bakar yang ada sekarang hanya 70 persen.

Biopremiun selain kualitasnya yang tidak kalah dengan bahan bakar yang terbuat dari fosil, juga memiliki nilai ekonomis. Untuk

menghasilkan satu liter etanol hanya diperlukan 6 kilogram singkong. Jika harga singkong Rp 400/kilogram, berarti satu liter etanol hanya menghabiskan Rp. 2400. Ditambah ongkos produksi Rp 1000. Jadi total harga satu liter etanol adalah Rp. 3400. Harga ini jauh lebih murah dari bahan bakar yang ada di pasaran.

Mobil berbahan bakar singkong itu di lakukan uji coba perjalanan jauh Jakarta-Surabaya. Ada tujuh kendaraa yang di uji coba kan dengan bahan bakar singkong dalam perjalanan jauh itu. Yaitu, 1 BMW, 2 kijang Inova, 2 Toyota Avanza, 1 Daihatsu Grand Mix.

Untuk menyempurnakan pembakaran, kendaraan yang memggunakan biopremium untuk saat ini masih menggunakan alat bantu dengan sebuah converter. Buatan tim sendiri. Jika tidak menggunakan alat bantu ini, RPM nya naik. Alat bantu tersebut akan dijual seharga Rp 120.000.





Bahan bakar singkong ini masih dalam tahap pengembangan. Belum unuk di produksi masal. Tapi dari sini, kita patut berbangga hati bahwa ada anak-anak bangsa yang ikut berpartisipasi dalam memecahkan dan memebrikan solusi tentang permasalahan dunia berkaitan dengan bahan bakar yang semakin mahal. Saya harap ini juga bisa menginspirasi Anak-anak bangsa lainnya untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa. Maju terus Indonesia..!!!